Something about ornamental plants

Siapa yang tidak tahu, jenis tanaman hias yang sedang trend dan digilai begitu seabreg jumlahnya. Mungkin, ini cuma kemungkinan aja, ada juga yang enggak mudeng, bahkan ogah peduli. Apalagi kalau bukan karena harganya, ada yang bilang lebih mahal daripada satu gram emas, gilanya lagi sembako seperti beras.
Tapi, inilah kenyataan, di sejumlah tempat telah terbentuk tingkatan fungsional, seperti petani, penjual sampai kolektor yang terkadang nge-dol memanfaatkan benar momentum pasar. Dari kacamata teman cangkrukan di warung kopi, notabene bukan ahli politik. Melihat hal ini, kalau boleh dikatakan sebuah fenomena. Terimbas dari wacana global yakni neo liberalisme. Saya sendiri, tidak begitu dong mendetail mengenai hal tersebut. Namun, dapat saya ambil intisarinya, bila para pelaku pasar, dalam hal ini, seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Terbentuk secara otomatis, tanpa ada pengatur, berjalan sendiri, menentukan "barang dagangan" mereka sendiri. Hingga, mencari market. Ada indikasi sih, salah kaprah budaya latah.
Pendek kata, secara tidak sadar mereka telah melakukan strategi Neo Liberalisme. Punya sarana Produksi, Distribusi, sampai akhirnya harus bertarung di wilayah Kepentingan.
Ambil contoh anthurium, pasti bertanya, apa istimewanya sih? Hijau, daun bahkan tiada kelopak bunga yang indah dan wangi. Tapi, sekali lagi paham "Kebebasan Baru" itu telah merasuk, sebagian orang, umum disebut penghobi melihat dan jeli adanya peluang bisnis "sampingan" dari bunga yang mengeluarkan tongkol. Hingga bisa berubah menjadi biji dan tentu saja ada nilai rupiahnya.
Dari sini muncul analisis nakal dari saya, apa mungkin begitu dahsyatnya aroma memabukkan tanaman seperti anthurium, merupakan masa peralihan dari titik jenuh masyarakat terhadap peluang bisnis, MLM (multi level marketing) misalnya. Khalayak, seperti sudah menjadi sifat dasar, dimana ada tempat dan peluang pasti akan dimanfaatkan dengan baik, apalagi di tanaman, terlihat begitu nyata di kantung.
Tapi, ya itu tadi, ini hanya sebuah angan-angan atau pemikiran, yang bisa dikatakan dangkal. Selanjutnya, hanya anda dan orang dibelakang, samping atau depan yang bisa menentukan garis cerita tangan sendiri. Apalagi, kulit manusia, setiap tiga jam sekali akan mengelupas dengan sendirinya

0 comments:

Copyright © 2008 - NGENJUNG - is proudly powered by Blogger
Blogger Template